Jumat, 13 November 2009

Akuntansi Just In time

TUGAS MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
(JUST IN TIME)

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam program studi Akuntansi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma












KELOMPOK 1 : Amal Kurniawan (20207091)
Aris Widodo (20207168)
Eko Hadi Purnomo (20207388)
Jelita Lusty Deys (21207459)
Riki Wibowo (20207936)


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Timbulnya JIT
1.2. Tujuan Penulisan
BAB II : 2. Pembahasan
2.1. Just In Time
2.1.1. Pengertian Just In Time
2.1.2. Konsep Dasar Sistem Just In Time
2.1.3. Filosofi Just In Time
2.1.4. Manfaat JIT
2.1.5. Hubungan antara JIT dan TQM
BAB III: 3. Penutupan
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA



















KATA PENGANTAR

Manajemen strategi memberikan arahan kepada pemimpin dan manajer dalam perusahaan untuk dapat dengan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan – perubahan permintaan dan kebutuhan konsumen. Adapun tujuan dari perencanaan strategis adalah agar perusahaan mampu mencapai setiap target dan sasaran yang telah ditetapkan.
Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ JUST IN TIME”. makalah ini diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam Program Studi Akuntansi Manajemen, Fakultas ekonomi Universitas Gunadarma.
Karya tulis sederhana ini masih jauh dari sempurna karena penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki sehingga tidak ada sesuatu yang tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan, saran dan motivasi dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setulusnya kepada :
1. Bpk Radi selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen.
2. Kepada semua pihak yang telah membantu Saya baik materi maupun material.
Tidak mudah untuk membalas kebaikan mereka. Semoga Allah SWT melimpahkan kasih sayang dan anugerah-Nya untuk bisa membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini dan juga pihak-pihak lain, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG TIMBULNYA JIT
Dewasa ini, perkembangan pasar ditandai dengan meningkatnya jenis produk
yang diinginkan konsumen dan menurunnya waktu pakai (life cycles) suatu produk
(Wortmann, 1992). Kondisi ini memerlukan suatu strategi produksi baru, karena strategi
lama yaitu sistem produksi massal tidak dapat memenuhi tantangan ini (Browne et, al,
1988).
Strategi baru ini harus fleksibel, waktu pakai produknya singkat, serta mampu
memperkecil waktu produksi (manufacturing lead time) dan distribusi (ordering lead
time). Oleh karena itulah saat ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufacture dan assembling menggunakan sistem Just In Time (JIT).
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharpkan oleh JIT dan alat-alat statistic seharusnya dinerikan.
Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengenadalian biaya, peningkatan kualitas, serta mamperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat ‘peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaa akan survive, tetapi tidak memilki daya saing menjamin dengan pasr\ti terjadinya bencana

1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah pengertian
dan konsep dasar dari penerapan sistem Just In Time (JIT). Selain itu juga
untuk megetahui apa yang menjadi tujuan utama dari diterapkannya sistem JIT pada
suatu perusahaan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 JUST IN TIME (JIT)
2.1.1 DEFINISI JUST IN TIME

Terdapat banyak definisi dan deskripsi dari JIT, diantaranya :
a. JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus menerus berdasarkan pada penghapusan segala bentuk waste (The Technology Transfer
Council of Australia, 1987).
b. JIT adalah suatu sistem produksi yang bertujuan untuk meminimalkan biaya produksi dengan membuat dan mendistribusikan barang dalam jenis, kuantitas, waktu dan
tempat yang tepat dengan menggunakan fasilitas, peralatan, dan sumber daya manusia seminimum mungkin (NSW Science and Technology Council, 1985).
c. JIT adalah suatu sistem produksi yang merubah kompleksitas manajemen manufaktur dengan kesederhanaan (Schonberger, 1984).
d. JIT adalah suatufilosofi manufaktur yang berusaha untuk memproduksi suatu produk dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan menghasilkan kesalahan seminimum mungkin (Hall, 1987). Suatu definisi yang mencakup seluruh aspek – aspek penting dari JIT diberikan oleh Munzberg (1986), yaitu :
“Just In Time adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan
seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan
berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh
karyawan”.
JIT merupakan suatu pendekatan yang menggunakan berbagaai macam disiplin
ilmu, misalnya statistics, industrial engineering, production management, dan behavioral
science. Oleh karena itu, maka JIT dapat dianggap sebagai suatu carapandang yang luas,
yang bersifat pragmatis dan empiris. Pragmatis dalam arti JIT memandang suatu proses
manufaktur dan lingkungannya sebagai suatu laboratorium riset, yang selain mempunyai
tujuan utama untuk menghasilkan prosduk – produk berkualitas juga mempunyai tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu untuk mempelajari berbagai macam perbaikan
– perbaikan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk – produk yang lebih berkualitas. Sedangkan empiris berarti bahwa cara pandang JIT diterapkaan berdasarkan pada analisis data – data yang berhubungan dengan operasi dan manufaktur perusahaan (Fogarty, et.al, 1991).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara pandang JIT merupakan cara pandang yang dinamis, dalam arti JIT tidak akan pernah berhenti untuk melakukan improvisasi – improvisasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Jadi prinsip dasaar dari JIT adalah perbaikan terus – menerus (Continous improvement) (Kaizen, 1986).

2.1.2 KONSEP DASAR SISTEM JUST IN TIME

Sistem produksi Just In Time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diadopsi oleh banyak perusahaan Jepang, terutama setalah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari diterapkannya sistem produksi Just In Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara kesuluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus (John A. White: Production HandBook, Georgia Institute of Technology, 1987). Sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT).adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekadar suatu program pengendalian inventori. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat.

2.1.3 FILOSOFI JUST IN TIME (JIT)

Secara sederhana, filosofi JIT adalah “menghapuskan segala bentuk waste”, dan cara untuk mencapainya adalah dengan melakukan perbaikan terus – menerus (Contious Improvement) (Ohno, 1988; Japan Management Association, 1989). Waste didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas yang tidak memberi nilai tambah pada produk (Blackburn, 1991), atau semua elemen produksi yang hanya meningkatkan biaya produksi tanpaa memberi nilai tambah (Ohno, 1988).



Salah satu metode dalam system JIT untuk mengurangi waste karena barang menunggu adalah dengan menggunakan metode MFO (Multi Function Operator) yaitu penggabungan beberapa proses untuk memadatkan effisiensi kerja. Komponen waste yang terbesar adalah waste yang diakibatkan oleh persediaan yang berlebihan (Inventory). Fungsi utama persediaan (inventory) adalah sebagai pendukung antara produksi dan pasar, dalam arti apabila permintaan pasar tiba – tiba melonjak tinggi dan
kapasitas produksi tidak memadai, maka permintaan tersebut masih dapat dipenuhi dengan menggunakan persediaan yang ada. Tapi persediaan yang berlebihan ini mengakibatkan timbulnya masalah yang tersembunyi, salah satunya adalah tingginya lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk jadi. Oleh karena itu dengan mengurangi jumlah persediaan maka masalah – masalah yang tersembunyi dapat terlihat dan dipecahkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut sampai ke akar – akarnya adalah cara 5W1H atau 5 Why 1 How (Ohno, 1988). Cara ini diterapkan dengan bertanya sebanyak lima kali tentang penyebab timbulnya suatu masalah (5 Why) dan akhirnya mengusulkan suatu cara untuk memperbaikinya (1 How). Terdapat dua hal dalam proses penghapusan waste, (Ohno, 1988), yaitu :
1. Eisiensi hanya berhasil apabila biaya produksi berkurang.
2. Peningkatan efisiensi harus dilakukan secara total dan bertahap.
Beberapa filosofi JIT lainnya adalah (Fogarty, et. al., 1991) :
1. Trend dari produk – produk yang dihasilkan harus semakin mengarah pada pemenuhan keinginan konsumen.
2. Fleksibilitas proses produksi, termasuk kemampuan untuk memberikan respon yang cepat terhadap permintaan pengiriman barang, perubahan desain produk, dan perubahan kuantitas produk. Fleksibilitas ini sangat penting untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan biaya rendah.
3. Struktur organisasi yang terbuka dan terpercaya akan menjamin timbulnya sikap saling menghormati dan membantu antar pekerja, dan konsumen.
4. Kerja sama tim (team work) yang kompak dan solid diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Seluruh manajemen, staff, dan buruh harus berpartisipasi aktif sehingga akan meningkatkan fleksibilitas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
5. Setiap pekerja diberi kesempatan untuk mengusulkan perbaikan – perbaikan yang timbul mdari pekerjaan mereka.



Dari gambar diatas tampak bahwa sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekedar suatu program pengendalian inventory. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat. Tujuan utama JIT adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus menerus (continuous improvement). Di bawah filosofi JIT, segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi , manajerial, proses, dan lain lain yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan (waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci dalam JIT. Pada dasarnya sistem produksi JIT mempunyai enam tujuan dasar sebagai berikut :
a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufacturing.
b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
c. Menurunkan ongkos manufacturing secara terus – menerus.
d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.
f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok dan pelangggan.
Pendekatan JIT pada pengendalian kualitas terpadu (Total Quality Control = TQC) bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu:
1. Prinsip pertama : output yang bebas cacat adalah lebih penting dari pada output itu sendiri.
2. Prinsip kedua : cacat, kesalahan – kesalahan, kerusakan, kemacetan, dll., dapat dicegah.
3. Prinsip ketiga : tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan ulang (rework). (Gaspersz, Vincent, Production planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.)
2.1.4 MANFAAT JIT
JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian perediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain :
1) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.
2) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3) Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
4) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.
5) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.
6) Loyout pabrik yang lebih baik.
7) Pengendalian kualitas dalam prosess.
2.1.5. HUBUNGAN ANTARA JIT DAN TQM
Untuk mengimplentasikan JIT diperlukan adanya system total quality secara keseluruhan dalam organisasi. JIt mensyartkan semua departemen dapat merespon kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIt, tetapi organosasi secara keseluruhan tiadak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besa. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen uang memilki komitmen untuk berbah. Perbaikan secara terus menerus (Kaizen) Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM).
Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi.
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus (countinius improvement). Kaizen nerupakan suatu kesatuan pandangan yang komperhensif dan terintegrasi yang meliputi:
1) berorientasi pada pelanggan.
2) Pengendalian mutu secara menyeluruh
3) Robotic
4) Gugus kendali mutu
5) System saran
6) Otomatisasi
7) disiplin di temapt kerja
8) pemelihraan produktivitas secara menyeluruh
9) kanban
10) penyempurnaan perbaikan mutu
11) tepat waktu
12) tanpa cacat
13) kegiatan kelompok-kelompok kecil
14) hubungan kerja sama dengan manjer dan karyawan
15) pengembangan produk baru
kaizen mempunyai semangat mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat, hari ini harus lebih dari haro kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, tidak boleh ada hari tanpa ada perbaikan.
Adapun hirarki dalam kaizen adalah:
Manajemen Puncak Manajemen Madya Supervisor Karyawan
• mengintroduldi kaizen swbasai strategi perusahaan
• menyebarluakan dan mengimplemen taskan sasaran kaizen sesuai penghargan manajemen puncak meallui menebarluaskan kebijakan
• menggunakan kaizen dalam peranan fungsi
• Melibatkan diri dalam sisitem sasaran dan aktivitas kelompok kecil
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Just In Time adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh karyawan.
2. Tujuan utama dari diterapkannya sistem JIT adalah :
a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufacturing.
b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
c. Menurunkan ongkos manufacturing secara terus – menerus.
d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.
f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok dan
pelangggan.

3.2 SARAN

Sebaiknya perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Konsep JIT akan sangat besar dirasakan manfaatnya jika diterapkan pada proses
produksi yang mempunyai variasi produk yang sangat tinggi.
2. Selain diterapkan pada proses produksi, JIT akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan jika diterapkan juga pada sistem pengadaan dan pengontrolan sirkulasi
material di warehouse finish good.




DAFTAR PUSTAKA
http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html
Fandy Tjiptono & Anatasia Diana, Total Quality Manajemen. Andi offset yogyakrta.
Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kulitas, Andi offset yogyakrta .
http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html
Schonberger, R.J, “Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simplicity in Manufacturing Management”, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984.

0 komentar:

Akuntansi Just In time

TUGAS MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
(JUST IN TIME)

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam program studi Akuntansi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma












KELOMPOK 1 : Amal Kurniawan (20207091)
Aris Widodo (20207168)
Eko Hadi Purnomo (20207388)
Jelita Lusty Deys (21207459)
Riki Wibowo (20207936)


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Timbulnya JIT
1.2. Tujuan Penulisan
BAB II : 2. Pembahasan
2.1. Just In Time
2.1.1. Pengertian Just In Time
2.1.2. Konsep Dasar Sistem Just In Time
2.1.3. Filosofi Just In Time
2.1.4. Manfaat JIT
2.1.5. Hubungan antara JIT dan TQM
BAB III: 3. Penutupan
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA



















KATA PENGANTAR

Manajemen strategi memberikan arahan kepada pemimpin dan manajer dalam perusahaan untuk dapat dengan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan – perubahan permintaan dan kebutuhan konsumen. Adapun tujuan dari perencanaan strategis adalah agar perusahaan mampu mencapai setiap target dan sasaran yang telah ditetapkan.
Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ JUST IN TIME”. makalah ini diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam Program Studi Akuntansi Manajemen, Fakultas ekonomi Universitas Gunadarma.
Karya tulis sederhana ini masih jauh dari sempurna karena penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki sehingga tidak ada sesuatu yang tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan, saran dan motivasi dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setulusnya kepada :
1. Bpk Radi selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen.
2. Kepada semua pihak yang telah membantu Saya baik materi maupun material.
Tidak mudah untuk membalas kebaikan mereka. Semoga Allah SWT melimpahkan kasih sayang dan anugerah-Nya untuk bisa membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini dan juga pihak-pihak lain, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG TIMBULNYA JIT
Dewasa ini, perkembangan pasar ditandai dengan meningkatnya jenis produk
yang diinginkan konsumen dan menurunnya waktu pakai (life cycles) suatu produk
(Wortmann, 1992). Kondisi ini memerlukan suatu strategi produksi baru, karena strategi
lama yaitu sistem produksi massal tidak dapat memenuhi tantangan ini (Browne et, al,
1988).
Strategi baru ini harus fleksibel, waktu pakai produknya singkat, serta mampu
memperkecil waktu produksi (manufacturing lead time) dan distribusi (ordering lead
time). Oleh karena itulah saat ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufacture dan assembling menggunakan sistem Just In Time (JIT).
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharpkan oleh JIT dan alat-alat statistic seharusnya dinerikan.
Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengenadalian biaya, peningkatan kualitas, serta mamperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat ‘peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaa akan survive, tetapi tidak memilki daya saing menjamin dengan pasr\ti terjadinya bencana

1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah pengertian
dan konsep dasar dari penerapan sistem Just In Time (JIT). Selain itu juga
untuk megetahui apa yang menjadi tujuan utama dari diterapkannya sistem JIT pada
suatu perusahaan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 JUST IN TIME (JIT)
2.1.1 DEFINISI JUST IN TIME

Terdapat banyak definisi dan deskripsi dari JIT, diantaranya :
a. JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus menerus berdasarkan pada penghapusan segala bentuk waste (The Technology Transfer
Council of Australia, 1987).
b. JIT adalah suatu sistem produksi yang bertujuan untuk meminimalkan biaya produksi dengan membuat dan mendistribusikan barang dalam jenis, kuantitas, waktu dan
tempat yang tepat dengan menggunakan fasilitas, peralatan, dan sumber daya manusia seminimum mungkin (NSW Science and Technology Council, 1985).
c. JIT adalah suatu sistem produksi yang merubah kompleksitas manajemen manufaktur dengan kesederhanaan (Schonberger, 1984).
d. JIT adalah suatufilosofi manufaktur yang berusaha untuk memproduksi suatu produk dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan menghasilkan kesalahan seminimum mungkin (Hall, 1987). Suatu definisi yang mencakup seluruh aspek – aspek penting dari JIT diberikan oleh Munzberg (1986), yaitu :
“Just In Time adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan
seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan
berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh
karyawan”.
JIT merupakan suatu pendekatan yang menggunakan berbagaai macam disiplin
ilmu, misalnya statistics, industrial engineering, production management, dan behavioral
science. Oleh karena itu, maka JIT dapat dianggap sebagai suatu carapandang yang luas,
yang bersifat pragmatis dan empiris. Pragmatis dalam arti JIT memandang suatu proses
manufaktur dan lingkungannya sebagai suatu laboratorium riset, yang selain mempunyai
tujuan utama untuk menghasilkan prosduk – produk berkualitas juga mempunyai tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu untuk mempelajari berbagai macam perbaikan
– perbaikan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk – produk yang lebih berkualitas. Sedangkan empiris berarti bahwa cara pandang JIT diterapkaan berdasarkan pada analisis data – data yang berhubungan dengan operasi dan manufaktur perusahaan (Fogarty, et.al, 1991).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara pandang JIT merupakan cara pandang yang dinamis, dalam arti JIT tidak akan pernah berhenti untuk melakukan improvisasi – improvisasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Jadi prinsip dasaar dari JIT adalah perbaikan terus – menerus (Continous improvement) (Kaizen, 1986).

2.1.2 KONSEP DASAR SISTEM JUST IN TIME

Sistem produksi Just In Time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diadopsi oleh banyak perusahaan Jepang, terutama setalah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari diterapkannya sistem produksi Just In Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara kesuluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus (John A. White: Production HandBook, Georgia Institute of Technology, 1987). Sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT).adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekadar suatu program pengendalian inventori. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat.

2.1.3 FILOSOFI JUST IN TIME (JIT)

Secara sederhana, filosofi JIT adalah “menghapuskan segala bentuk waste”, dan cara untuk mencapainya adalah dengan melakukan perbaikan terus – menerus (Contious Improvement) (Ohno, 1988; Japan Management Association, 1989). Waste didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas yang tidak memberi nilai tambah pada produk (Blackburn, 1991), atau semua elemen produksi yang hanya meningkatkan biaya produksi tanpaa memberi nilai tambah (Ohno, 1988).



Salah satu metode dalam system JIT untuk mengurangi waste karena barang menunggu adalah dengan menggunakan metode MFO (Multi Function Operator) yaitu penggabungan beberapa proses untuk memadatkan effisiensi kerja. Komponen waste yang terbesar adalah waste yang diakibatkan oleh persediaan yang berlebihan (Inventory). Fungsi utama persediaan (inventory) adalah sebagai pendukung antara produksi dan pasar, dalam arti apabila permintaan pasar tiba – tiba melonjak tinggi dan
kapasitas produksi tidak memadai, maka permintaan tersebut masih dapat dipenuhi dengan menggunakan persediaan yang ada. Tapi persediaan yang berlebihan ini mengakibatkan timbulnya masalah yang tersembunyi, salah satunya adalah tingginya lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk jadi. Oleh karena itu dengan mengurangi jumlah persediaan maka masalah – masalah yang tersembunyi dapat terlihat dan dipecahkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut sampai ke akar – akarnya adalah cara 5W1H atau 5 Why 1 How (Ohno, 1988). Cara ini diterapkan dengan bertanya sebanyak lima kali tentang penyebab timbulnya suatu masalah (5 Why) dan akhirnya mengusulkan suatu cara untuk memperbaikinya (1 How). Terdapat dua hal dalam proses penghapusan waste, (Ohno, 1988), yaitu :
1. Eisiensi hanya berhasil apabila biaya produksi berkurang.
2. Peningkatan efisiensi harus dilakukan secara total dan bertahap.
Beberapa filosofi JIT lainnya adalah (Fogarty, et. al., 1991) :
1. Trend dari produk – produk yang dihasilkan harus semakin mengarah pada pemenuhan keinginan konsumen.
2. Fleksibilitas proses produksi, termasuk kemampuan untuk memberikan respon yang cepat terhadap permintaan pengiriman barang, perubahan desain produk, dan perubahan kuantitas produk. Fleksibilitas ini sangat penting untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan biaya rendah.
3. Struktur organisasi yang terbuka dan terpercaya akan menjamin timbulnya sikap saling menghormati dan membantu antar pekerja, dan konsumen.
4. Kerja sama tim (team work) yang kompak dan solid diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Seluruh manajemen, staff, dan buruh harus berpartisipasi aktif sehingga akan meningkatkan fleksibilitas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
5. Setiap pekerja diberi kesempatan untuk mengusulkan perbaikan – perbaikan yang timbul mdari pekerjaan mereka.



Dari gambar diatas tampak bahwa sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekedar suatu program pengendalian inventory. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat. Tujuan utama JIT adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus menerus (continuous improvement). Di bawah filosofi JIT, segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi , manajerial, proses, dan lain lain yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan (waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci dalam JIT. Pada dasarnya sistem produksi JIT mempunyai enam tujuan dasar sebagai berikut :
a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufacturing.
b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
c. Menurunkan ongkos manufacturing secara terus – menerus.
d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.
f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok dan pelangggan.
Pendekatan JIT pada pengendalian kualitas terpadu (Total Quality Control = TQC) bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu:
1. Prinsip pertama : output yang bebas cacat adalah lebih penting dari pada output itu sendiri.
2. Prinsip kedua : cacat, kesalahan – kesalahan, kerusakan, kemacetan, dll., dapat dicegah.
3. Prinsip ketiga : tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan ulang (rework). (Gaspersz, Vincent, Production planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.)
2.1.4 MANFAAT JIT
JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian perediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain :
1) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.
2) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3) Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
4) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.
5) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.
6) Loyout pabrik yang lebih baik.
7) Pengendalian kualitas dalam prosess.
2.1.5. HUBUNGAN ANTARA JIT DAN TQM
Untuk mengimplentasikan JIT diperlukan adanya system total quality secara keseluruhan dalam organisasi. JIt mensyartkan semua departemen dapat merespon kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIt, tetapi organosasi secara keseluruhan tiadak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besa. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen uang memilki komitmen untuk berbah. Perbaikan secara terus menerus (Kaizen) Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM).
Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi.
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus (countinius improvement). Kaizen nerupakan suatu kesatuan pandangan yang komperhensif dan terintegrasi yang meliputi:
1) berorientasi pada pelanggan.
2) Pengendalian mutu secara menyeluruh
3) Robotic
4) Gugus kendali mutu
5) System saran
6) Otomatisasi
7) disiplin di temapt kerja
8) pemelihraan produktivitas secara menyeluruh
9) kanban
10) penyempurnaan perbaikan mutu
11) tepat waktu
12) tanpa cacat
13) kegiatan kelompok-kelompok kecil
14) hubungan kerja sama dengan manjer dan karyawan
15) pengembangan produk baru
kaizen mempunyai semangat mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat, hari ini harus lebih dari haro kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, tidak boleh ada hari tanpa ada perbaikan.
Adapun hirarki dalam kaizen adalah:
Manajemen Puncak Manajemen Madya Supervisor Karyawan
• mengintroduldi kaizen swbasai strategi perusahaan
• menyebarluakan dan mengimplemen taskan sasaran kaizen sesuai penghargan manajemen puncak meallui menebarluaskan kebijakan
• menggunakan kaizen dalam peranan fungsi
• Melibatkan diri dalam sisitem sasaran dan aktivitas kelompok kecil
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Just In Time adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh karyawan.
2. Tujuan utama dari diterapkannya sistem JIT adalah :
a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufacturing.
b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
c. Menurunkan ongkos manufacturing secara terus – menerus.
d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.
f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok dan
pelangggan.

3.2 SARAN

Sebaiknya perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Konsep JIT akan sangat besar dirasakan manfaatnya jika diterapkan pada proses
produksi yang mempunyai variasi produk yang sangat tinggi.
2. Selain diterapkan pada proses produksi, JIT akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan jika diterapkan juga pada sistem pengadaan dan pengontrolan sirkulasi
material di warehouse finish good.




DAFTAR PUSTAKA
http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html
Fandy Tjiptono & Anatasia Diana, Total Quality Manajemen. Andi offset yogyakrta.
Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kulitas, Andi offset yogyakrta .
http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html
Schonberger, R.J, “Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simplicity in Manufacturing Management”, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984.

0 komentar: