Minggu, 29 November 2009

Galileo Galilei (1564-1642)


Perjalanan nasib Galileo pada saat itu tergantung hasil keputusan pengadilan yang berlangsung di ruang sidang Vatikan, sebuah kawasan khusus di kota Roma. Sidang yang diketuai oleh Paus Urbanus VIII, pemimpin Gereja Katolik, pada 22 Juni 1633, akan memutuskan hukuman yang dijatuhkan kepada seorang ilmuwan berusia enam puluh sembilan tahun bernama Galileo Galilei. Jika saja pada saat itu orang-orang sudah menyadari bahwa yang menjadi pesakitan pada persidangan kali itu adalah seorang astronom besar yang meletakkan dasar untuk pandangan fisika modern tentang sistem tata surya, mungkin bukan hukuman penjara seumur hidup yang diputuskan.
Keputusan tersebut diambil karena Galileo dianggap membawa aliran sesat yang dianggap berbahaya bagi Gereja Katolik. Walaupun para uskup itu mengenal Galileo secara pribadi adalah seorang Katolik yang taat dan sama sekali bukan penganut ajaran reformasi. Astronom, filsuf dan fisikawan Italia itu meyakini bahwa bukan Bumi, melainkan matahari yang menjadi pusat tata surya. Keyakinannnya senada dengan apa yang diungkapkan oleh Nikolaus Kopernikus, seorang astronom Polandia, pada buku yang berjudul “Revolusi Bola-Bola Langit”. Dalam buku itu, Kopernikus menyatakan bahwa Bumi hanyalah sebuah planet yang mengorbit di sekitar Matahari.
Pandangan tersebut ternyata bertentangan dengan apa yang diterima secara resmi oleh Gereja Katolik, sehingga siapapun pengikut ajaran sesat itu harus dihukum mati. Eksekusi dilakukan oleh Inkuisisi, sebuah badan khusus yang diadakan untuk menangani ajaran-ajaran sesat pada saat itu. Tiga puluh tahun sebelum vonis pada Galileo, badan Inkuisisi telah menjatuhkan hukuman mati pada Giardano Bruno, seorang ahli filsafat yang juga dianggap sesat.
Pemicu dari hukuman itu adalah sebuah buku tulisan Galileo berjudul “Dialog Antara Dua Sistem Utama Menyangkut Alam Semesta”. Buku itu sebenarnya permintaan dari Paus Urbanus VIII, sembilan tahun sebelum sidang itu, yang meminta Galileo untuk menuliskan sebuah karya tulis ilmiah tentang pandangan-pandangan Galileo mengenai alam semesta. Semula permintaan tersebut sebenarnya adalah skenario Gereja Katolik agar ilmuwan yang disegani itu mau berada di pihak yang menentang teori Kopernikus. Namun yang terjadi justru bertentangan dengan apa yang diinginkan. Atas apa yang terjadi itu, Galileo yang pada saat itu berada di Florence diperintahkan ke Roma, meski dalam keadaan sakit.
Eropa pada abad itu memang dikendalikan oleh dua kekuatan besar. Gereja Katolik Roma yang dipimpin oleh Paus dan para filsuf yang sebagian besar menganut pandangan filsuf Yunani dua ribu tahun sebelumnya. Kalangan Gereja Katolik sangat terikat pada ajaran-ajaran Aristoteles, khususnya dalam pemahaman tentang sistem tata surya, yang kebetulan mirip dengan kutipan yang terdapat dalam Kitab Suci tentang penciptaan langit dan bumi.
Galileo dikenal sebagai bapak astronomi, fisika, dan sains modern. Karyanya meliputi penyempurnaan teleksop, observasi astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua pada mekanika klasik. Walaupun teleskop bukan penemuannya, namun Galileo merancang perbesaran hingga 32x dari teleskop yang dikenal pada saat itu. Dengan teleskopnya itu, ia menemukan empat satelit Jupiter (Io, Europa, Callisto, dan Ganymeda), bintik matahari, dan bentuk permukaan bulan. Dia juga dikenal sebagai pendukung Kopernikus.
Galileo Galilei dilahirkan sebagai anak tertua dari pasangan Vincenzo dan Giulia, pada 15 Februari 1564, di Pisa, Tuscany, Italia. Ayahnya seorang matematikawan dan musisi yang cukup termasyhur di Italia sebagai pelopor pembaharuan di bidang musik, dan merupakan orang pertama yang menerapkan matematika dalam pengkajiannya. Selain dalam bidang musik, Vincenzo juga memberikan pengaruh pada Galileo, khususnya pandangannya yang anti penguasa.
Masa kecil Galileo lebih banyak belajar pada guru privatnya. Ayahnya tidak terlalu mempercayai lembaga pendidikan umum yang ada pada saat itu. Namun akhirnya tahun 1581, pada saat Galileo berusia tujuh belas tahun, ia didaftarkan ke Universitas Pisa, jurusan kedokteran. Minat matematika Galileo sudah terlihat sejak kuliah semester pertama di universitas itu. Galileo tertarik pada matematika, khususnya tentang geometri Euklid, yang diampu oleh pakar matematika Ostillo Ricci. Hingga akhirnya pada semester itu pula Galileo pindah jurusan matematika.
Penemuan ilmiah pertama Galileo, pada hari minggu tahun 1583, terinspirasi ketika mengikuti misa di sebuah gereja. Perhatiannya tertuju pada sebuah lampu gantung yang berayun. Segera setelah misa selesai, Galileo kembali ke laboratorium universitas untuk melakukan percobaan ayunan bandul. Galileo menemukan gerak bandul atau pendulum, dan merumuskan sebuah hukum sederhana, bahwa berapapun panjang ayunan bandul, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ayunan itu sama. Kelak para ilmuwan sekarang menyebutnya dengan ayunan periodik bandul. Selanjutnya Galileo menerapkan prinsip ayunan bandul untuk membuat jam yang teliti. Pada saat itu, pengukur waktu yang digunakan adalah gelas pasir.
Galileo meninggalkan universitas tahun 1585 tanpa gelar, setelah belajar selama empat tahun. Sebenarnya hal tersebut sudah biasa, karena di Italia pada masa itu, karena kemampuan akademik lebih dihargai daripada gelar.
Buku pertama yang ditulis Galileo berjudul “Il bilancetta”, yang memuat uraian-uraian tentang percobaan Galileo selama masih kanak-kanak di Toscana sampai masa belajarnya di Universitas Pisa. Yang menarik dari buku itu adalah himbauan Galileo tentang bagaimana menyempurnakan gagasan-gagasan filsuf besar Yunani Archimedes.
Pertemuan Galileo dengan Marquis Guidobaldo del Monte, seorang bangsawan yang menaruh perhatian pada bidang rekayasa, sains, dan filsafat, mempengaruhi nasib Galileo selanjutnya. Tahun 1589, Galileo memulai karir pertamanya sebagai pengajar matematika di Universitas Pisa, atas rekomendasi Marquis. Sejak saat itu Galileo mulai menunjukan pandangan anti-Aristotelesnya dan mendatangkan musuh.
Buku kedua berjudul “De Motu” berisi gagasan Galileo tentang gerak dan benda jatuh. Walaupun bukan gagasan murni Galileo, namun kehadiran buku itu sempat menimbulkan pertentangan. Sekali lagi hal itu karena berbeda dengan pandangan Aristoteles, yang menyatakan bahwa benda-benda dengan berat berbeda jatuh dengan laju yang berbeda-beda.
Untuk membuktikan bahwa pandangan Aristoteles salah, Galileo melakukan percobaan yang cukup populer di puncak Menara Miring Pisa, pada tahun 1591. Percobaan yang dilakukan berupa menjatuhkan dua buah peluru meriam dari ketinggian 54 meter dengan dibantu oleh asistennya. Nampak, bahwa satu-satunya gaya yang dapat mempengaruhi kecepatan jatuh itu adalah hambatan udara. Kelak lima puluh tahun setelah Galileo meninggal, seorang ilmuwan Irlandia Robert Boyle, melakukan percobaan yang memperkuat teori Galileo.
Setelah menyelesaikan kontrak mengajar di Universitas Pisa, Galileo melanjutnya mengajar di Universitas Padua. Di kota Padua ini, Galileo bersahabat dengan berbagai kalangan, diantaranya bangsawan Gianvencenzo Pinelli. Persahabatannya dengan Pinelli itu memuluskan jalan bagi Galileo untuk bergabung dalam Lingkaran Pinelli, sebuah perhimpunan berpengaruh yang disponsori oleh bangsawan.
Keuangan Galileo yang sempat terpuruk karena warisan hutang ayahnya, perlahan mulai membaik dan mampus membeli rumah di Padua. Masa delapan belas tahun di Padua, merupakan masa yang paling membahagiakan karena berbagai temuan-temuan yang penting ia hasilkan. Penemuan itu meliputi percobaannya mengenai bidang miring, pengukuran waktu, percepatan dan gerak proyektil meriam.
Gelileo memanglah bukan penemu dari teleskop. Namun Galileo memiliki peranan penting dalam menyempurnakan teleskop. Awal mula ketertarikan Galileo terhadap teleskop ketika terjadi obrolan santai dengan sahabatnya Paolo Sarpi, pada tahun 1609 di Venesia. Sarpi menceritakan tentang sebuah alat yang bisa memperbesar obyek yang dilihat. Alat itu, yang disebut teleskop, dibuat oleh seorang pembuat kacamata dari Belanda, bernama Hans Lipperhey. Namun tidak diketahui apakah memang Hans-lah penemu dari teleskop itu.
Sekembalinya ke Padua, Galileo mulai merancang sendiri teleskop menurut versinya. Pada saat itu berbagai model teleskop telah muncul dengan sangat beragam, namun dengan mutu yang terhitung rendah. Teleskop yang dikembangkan Galileo memiliki perbesaran yang lebih baik dengan bayangan yang lebih jelas.
Pada Agustus 1609, atas bantuan Sarpi, Galileo dipertemukan dengan seorang penguasa Venesia untuk mempertunjukan teleskop rancangannya. Hasil pertemuan itu menghasilkan suatu penawaran menggiurkan kepada Galileo untuk membuat sejumlah teleskop dengan berbagai imbalan yang dijanjikan. Namun setelah mengetahui ternyata tawaran yang dimaksud tidak sesuai dengan kenyataan, maka Galileo selanjutnya memperlihatkan teleskopnya kepada penguasa Florence, Pangeran Cosimo. Karena melihat bakat yang terdapat pada Galileo, maka Pangeran Cosimo memberikan suatu penawaran berupa jabatan posisi staf peneliti di bidang matematika.
Dengan teleskop itulah Galileo melakukan banyak penelitian, misalnya mencermati permukaan Bulan, yang ternyata berupa pegunungan dan jurang curam. Tahun 1610, Galileo mengamati planet Venus dan matahari. Berbagai penjelasan tentang gejala fisika yang berkaitan dengan astronomi bisa dijelaskan Galileo dengan lebih masuk akal. Salah satu satelit Jupiter, Galileo namakan Cosimo, sebagai bentuk penghormatan pada Pengeran Cosimo II.
Semua hasil penelitian astronominya, tahun 1610, selanjutnya dia tuangkan dalam sebuah buku berjudul “Utusan dari Bintang-Bintang”. Satu tahun kemudian, teleskop Galileo dipertunjukan di Roma dan dilanjutkan dengan berbagai seminar untuk membicarakan hasil penelitian Galileo. Pada saat itulah muncul berbagai tentangan untuk menggugurkan teori Galileo, seperti dari seorang ilmuwan Yesuit Jerman, Christoph Scheiner, Thomas Caccini, dan Orazio Grassi. Pertentangan ini Galileo lawan dengan bukunya yang berjudul “Pembuktian”, yang menggunakan teori Kopernikus untuk menerangkan lintasan komet. Namun yang terjadi kemudian adalah pertentang yang lebih ramai, hingga melibatkan Paus Urbanus VIII dari pihak Gereja Katolik. Untuk meredakan pertentangan itulah Paus Urbanus VIII memerintahkan Galileo untuk menulis sebuah buku yang pada akhirnya nanti justru menjadikan Galileo sebagai tahanan di rumahnya sendiri hingga akhir hayatnya.
Pada masa tahanan itulah, Galileo secara diam-diam menerbitkan kembali bukunya yang kini dianggap sebagai karya sains terbesarnya, berjudul “Dua Ilmu Baru”, pada tahun 1638. Secara umum terdapat dua bagian penting dalam buku tersebut, yaitu tentang benda-benda bergerak serta gaya-gaya yang mempengaruhi benda-benda tersebut. Bagian kedua membicarakan tentang sifat-sifat zat dan bagaimana zat yang berbeda dapat melebur dan diatur dalam berbagai bentuk yang berbeda. Buku ini betul-betul menyulut sebuah revolusi yang kelak pada masa yang akan datang membukan jalan bagi ilmuwan lain untuk mengembangkannya, sebagaimana yang dilakukan si jenius Sir Isaac Newton.
Akhir hanyat Galileo di lalui dengan berbagai malapetakan. Ia terkena infeksi mata yang berangsur-angsur mengakibatkan kebutaan. Untuk selanjutnya Galileo dibantu oleh beberapa asisten untuk melanjutkan kegiatan ilmiahnya. Pada puncak musim dingin, tanggal 8 Januari 1642, Galileo Galilei akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Arcetri ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.
Dalam banyak hal, Galileo-lah sebagai fisikawan pertama yang memecahkan masalah melalui eksperimen. Pendekatan dengan cara itu betul-betul baru pada masa itu. Konflik dan kekolotan oknum Gereja Katolik yang menimpa Galileo menjadi sebuah pelajaran berharga bagi semua pihak agar tidak membabi buta dalam menafsirkan pesan agama. Pada akhirnya pihak Gereja Katolik tersadar dan pada perkembangan selanjutnya justru banyak membantu perkembangan para ilmuwan. Setidaknya berkat Galileo Zaman Kegelapan sirna dengan cepat dan kemajuan demi kemajuan terus berkembang serta menyebar ke seluruh dunia.

2 komentar:

Fitriani Razak mengatakan...

Hmmm Ilike Him... :)

animo mengatakan...

terimakasih ya...^^...

Galileo Galilei (1564-1642)


Perjalanan nasib Galileo pada saat itu tergantung hasil keputusan pengadilan yang berlangsung di ruang sidang Vatikan, sebuah kawasan khusus di kota Roma. Sidang yang diketuai oleh Paus Urbanus VIII, pemimpin Gereja Katolik, pada 22 Juni 1633, akan memutuskan hukuman yang dijatuhkan kepada seorang ilmuwan berusia enam puluh sembilan tahun bernama Galileo Galilei. Jika saja pada saat itu orang-orang sudah menyadari bahwa yang menjadi pesakitan pada persidangan kali itu adalah seorang astronom besar yang meletakkan dasar untuk pandangan fisika modern tentang sistem tata surya, mungkin bukan hukuman penjara seumur hidup yang diputuskan.
Keputusan tersebut diambil karena Galileo dianggap membawa aliran sesat yang dianggap berbahaya bagi Gereja Katolik. Walaupun para uskup itu mengenal Galileo secara pribadi adalah seorang Katolik yang taat dan sama sekali bukan penganut ajaran reformasi. Astronom, filsuf dan fisikawan Italia itu meyakini bahwa bukan Bumi, melainkan matahari yang menjadi pusat tata surya. Keyakinannnya senada dengan apa yang diungkapkan oleh Nikolaus Kopernikus, seorang astronom Polandia, pada buku yang berjudul “Revolusi Bola-Bola Langit”. Dalam buku itu, Kopernikus menyatakan bahwa Bumi hanyalah sebuah planet yang mengorbit di sekitar Matahari.
Pandangan tersebut ternyata bertentangan dengan apa yang diterima secara resmi oleh Gereja Katolik, sehingga siapapun pengikut ajaran sesat itu harus dihukum mati. Eksekusi dilakukan oleh Inkuisisi, sebuah badan khusus yang diadakan untuk menangani ajaran-ajaran sesat pada saat itu. Tiga puluh tahun sebelum vonis pada Galileo, badan Inkuisisi telah menjatuhkan hukuman mati pada Giardano Bruno, seorang ahli filsafat yang juga dianggap sesat.
Pemicu dari hukuman itu adalah sebuah buku tulisan Galileo berjudul “Dialog Antara Dua Sistem Utama Menyangkut Alam Semesta”. Buku itu sebenarnya permintaan dari Paus Urbanus VIII, sembilan tahun sebelum sidang itu, yang meminta Galileo untuk menuliskan sebuah karya tulis ilmiah tentang pandangan-pandangan Galileo mengenai alam semesta. Semula permintaan tersebut sebenarnya adalah skenario Gereja Katolik agar ilmuwan yang disegani itu mau berada di pihak yang menentang teori Kopernikus. Namun yang terjadi justru bertentangan dengan apa yang diinginkan. Atas apa yang terjadi itu, Galileo yang pada saat itu berada di Florence diperintahkan ke Roma, meski dalam keadaan sakit.
Eropa pada abad itu memang dikendalikan oleh dua kekuatan besar. Gereja Katolik Roma yang dipimpin oleh Paus dan para filsuf yang sebagian besar menganut pandangan filsuf Yunani dua ribu tahun sebelumnya. Kalangan Gereja Katolik sangat terikat pada ajaran-ajaran Aristoteles, khususnya dalam pemahaman tentang sistem tata surya, yang kebetulan mirip dengan kutipan yang terdapat dalam Kitab Suci tentang penciptaan langit dan bumi.
Galileo dikenal sebagai bapak astronomi, fisika, dan sains modern. Karyanya meliputi penyempurnaan teleksop, observasi astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua pada mekanika klasik. Walaupun teleskop bukan penemuannya, namun Galileo merancang perbesaran hingga 32x dari teleskop yang dikenal pada saat itu. Dengan teleskopnya itu, ia menemukan empat satelit Jupiter (Io, Europa, Callisto, dan Ganymeda), bintik matahari, dan bentuk permukaan bulan. Dia juga dikenal sebagai pendukung Kopernikus.
Galileo Galilei dilahirkan sebagai anak tertua dari pasangan Vincenzo dan Giulia, pada 15 Februari 1564, di Pisa, Tuscany, Italia. Ayahnya seorang matematikawan dan musisi yang cukup termasyhur di Italia sebagai pelopor pembaharuan di bidang musik, dan merupakan orang pertama yang menerapkan matematika dalam pengkajiannya. Selain dalam bidang musik, Vincenzo juga memberikan pengaruh pada Galileo, khususnya pandangannya yang anti penguasa.
Masa kecil Galileo lebih banyak belajar pada guru privatnya. Ayahnya tidak terlalu mempercayai lembaga pendidikan umum yang ada pada saat itu. Namun akhirnya tahun 1581, pada saat Galileo berusia tujuh belas tahun, ia didaftarkan ke Universitas Pisa, jurusan kedokteran. Minat matematika Galileo sudah terlihat sejak kuliah semester pertama di universitas itu. Galileo tertarik pada matematika, khususnya tentang geometri Euklid, yang diampu oleh pakar matematika Ostillo Ricci. Hingga akhirnya pada semester itu pula Galileo pindah jurusan matematika.
Penemuan ilmiah pertama Galileo, pada hari minggu tahun 1583, terinspirasi ketika mengikuti misa di sebuah gereja. Perhatiannya tertuju pada sebuah lampu gantung yang berayun. Segera setelah misa selesai, Galileo kembali ke laboratorium universitas untuk melakukan percobaan ayunan bandul. Galileo menemukan gerak bandul atau pendulum, dan merumuskan sebuah hukum sederhana, bahwa berapapun panjang ayunan bandul, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ayunan itu sama. Kelak para ilmuwan sekarang menyebutnya dengan ayunan periodik bandul. Selanjutnya Galileo menerapkan prinsip ayunan bandul untuk membuat jam yang teliti. Pada saat itu, pengukur waktu yang digunakan adalah gelas pasir.
Galileo meninggalkan universitas tahun 1585 tanpa gelar, setelah belajar selama empat tahun. Sebenarnya hal tersebut sudah biasa, karena di Italia pada masa itu, karena kemampuan akademik lebih dihargai daripada gelar.
Buku pertama yang ditulis Galileo berjudul “Il bilancetta”, yang memuat uraian-uraian tentang percobaan Galileo selama masih kanak-kanak di Toscana sampai masa belajarnya di Universitas Pisa. Yang menarik dari buku itu adalah himbauan Galileo tentang bagaimana menyempurnakan gagasan-gagasan filsuf besar Yunani Archimedes.
Pertemuan Galileo dengan Marquis Guidobaldo del Monte, seorang bangsawan yang menaruh perhatian pada bidang rekayasa, sains, dan filsafat, mempengaruhi nasib Galileo selanjutnya. Tahun 1589, Galileo memulai karir pertamanya sebagai pengajar matematika di Universitas Pisa, atas rekomendasi Marquis. Sejak saat itu Galileo mulai menunjukan pandangan anti-Aristotelesnya dan mendatangkan musuh.
Buku kedua berjudul “De Motu” berisi gagasan Galileo tentang gerak dan benda jatuh. Walaupun bukan gagasan murni Galileo, namun kehadiran buku itu sempat menimbulkan pertentangan. Sekali lagi hal itu karena berbeda dengan pandangan Aristoteles, yang menyatakan bahwa benda-benda dengan berat berbeda jatuh dengan laju yang berbeda-beda.
Untuk membuktikan bahwa pandangan Aristoteles salah, Galileo melakukan percobaan yang cukup populer di puncak Menara Miring Pisa, pada tahun 1591. Percobaan yang dilakukan berupa menjatuhkan dua buah peluru meriam dari ketinggian 54 meter dengan dibantu oleh asistennya. Nampak, bahwa satu-satunya gaya yang dapat mempengaruhi kecepatan jatuh itu adalah hambatan udara. Kelak lima puluh tahun setelah Galileo meninggal, seorang ilmuwan Irlandia Robert Boyle, melakukan percobaan yang memperkuat teori Galileo.
Setelah menyelesaikan kontrak mengajar di Universitas Pisa, Galileo melanjutnya mengajar di Universitas Padua. Di kota Padua ini, Galileo bersahabat dengan berbagai kalangan, diantaranya bangsawan Gianvencenzo Pinelli. Persahabatannya dengan Pinelli itu memuluskan jalan bagi Galileo untuk bergabung dalam Lingkaran Pinelli, sebuah perhimpunan berpengaruh yang disponsori oleh bangsawan.
Keuangan Galileo yang sempat terpuruk karena warisan hutang ayahnya, perlahan mulai membaik dan mampus membeli rumah di Padua. Masa delapan belas tahun di Padua, merupakan masa yang paling membahagiakan karena berbagai temuan-temuan yang penting ia hasilkan. Penemuan itu meliputi percobaannya mengenai bidang miring, pengukuran waktu, percepatan dan gerak proyektil meriam.
Gelileo memanglah bukan penemu dari teleskop. Namun Galileo memiliki peranan penting dalam menyempurnakan teleskop. Awal mula ketertarikan Galileo terhadap teleskop ketika terjadi obrolan santai dengan sahabatnya Paolo Sarpi, pada tahun 1609 di Venesia. Sarpi menceritakan tentang sebuah alat yang bisa memperbesar obyek yang dilihat. Alat itu, yang disebut teleskop, dibuat oleh seorang pembuat kacamata dari Belanda, bernama Hans Lipperhey. Namun tidak diketahui apakah memang Hans-lah penemu dari teleskop itu.
Sekembalinya ke Padua, Galileo mulai merancang sendiri teleskop menurut versinya. Pada saat itu berbagai model teleskop telah muncul dengan sangat beragam, namun dengan mutu yang terhitung rendah. Teleskop yang dikembangkan Galileo memiliki perbesaran yang lebih baik dengan bayangan yang lebih jelas.
Pada Agustus 1609, atas bantuan Sarpi, Galileo dipertemukan dengan seorang penguasa Venesia untuk mempertunjukan teleskop rancangannya. Hasil pertemuan itu menghasilkan suatu penawaran menggiurkan kepada Galileo untuk membuat sejumlah teleskop dengan berbagai imbalan yang dijanjikan. Namun setelah mengetahui ternyata tawaran yang dimaksud tidak sesuai dengan kenyataan, maka Galileo selanjutnya memperlihatkan teleskopnya kepada penguasa Florence, Pangeran Cosimo. Karena melihat bakat yang terdapat pada Galileo, maka Pangeran Cosimo memberikan suatu penawaran berupa jabatan posisi staf peneliti di bidang matematika.
Dengan teleskop itulah Galileo melakukan banyak penelitian, misalnya mencermati permukaan Bulan, yang ternyata berupa pegunungan dan jurang curam. Tahun 1610, Galileo mengamati planet Venus dan matahari. Berbagai penjelasan tentang gejala fisika yang berkaitan dengan astronomi bisa dijelaskan Galileo dengan lebih masuk akal. Salah satu satelit Jupiter, Galileo namakan Cosimo, sebagai bentuk penghormatan pada Pengeran Cosimo II.
Semua hasil penelitian astronominya, tahun 1610, selanjutnya dia tuangkan dalam sebuah buku berjudul “Utusan dari Bintang-Bintang”. Satu tahun kemudian, teleskop Galileo dipertunjukan di Roma dan dilanjutkan dengan berbagai seminar untuk membicarakan hasil penelitian Galileo. Pada saat itulah muncul berbagai tentangan untuk menggugurkan teori Galileo, seperti dari seorang ilmuwan Yesuit Jerman, Christoph Scheiner, Thomas Caccini, dan Orazio Grassi. Pertentangan ini Galileo lawan dengan bukunya yang berjudul “Pembuktian”, yang menggunakan teori Kopernikus untuk menerangkan lintasan komet. Namun yang terjadi kemudian adalah pertentang yang lebih ramai, hingga melibatkan Paus Urbanus VIII dari pihak Gereja Katolik. Untuk meredakan pertentangan itulah Paus Urbanus VIII memerintahkan Galileo untuk menulis sebuah buku yang pada akhirnya nanti justru menjadikan Galileo sebagai tahanan di rumahnya sendiri hingga akhir hayatnya.
Pada masa tahanan itulah, Galileo secara diam-diam menerbitkan kembali bukunya yang kini dianggap sebagai karya sains terbesarnya, berjudul “Dua Ilmu Baru”, pada tahun 1638. Secara umum terdapat dua bagian penting dalam buku tersebut, yaitu tentang benda-benda bergerak serta gaya-gaya yang mempengaruhi benda-benda tersebut. Bagian kedua membicarakan tentang sifat-sifat zat dan bagaimana zat yang berbeda dapat melebur dan diatur dalam berbagai bentuk yang berbeda. Buku ini betul-betul menyulut sebuah revolusi yang kelak pada masa yang akan datang membukan jalan bagi ilmuwan lain untuk mengembangkannya, sebagaimana yang dilakukan si jenius Sir Isaac Newton.
Akhir hanyat Galileo di lalui dengan berbagai malapetakan. Ia terkena infeksi mata yang berangsur-angsur mengakibatkan kebutaan. Untuk selanjutnya Galileo dibantu oleh beberapa asisten untuk melanjutkan kegiatan ilmiahnya. Pada puncak musim dingin, tanggal 8 Januari 1642, Galileo Galilei akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Arcetri ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.
Dalam banyak hal, Galileo-lah sebagai fisikawan pertama yang memecahkan masalah melalui eksperimen. Pendekatan dengan cara itu betul-betul baru pada masa itu. Konflik dan kekolotan oknum Gereja Katolik yang menimpa Galileo menjadi sebuah pelajaran berharga bagi semua pihak agar tidak membabi buta dalam menafsirkan pesan agama. Pada akhirnya pihak Gereja Katolik tersadar dan pada perkembangan selanjutnya justru banyak membantu perkembangan para ilmuwan. Setidaknya berkat Galileo Zaman Kegelapan sirna dengan cepat dan kemajuan demi kemajuan terus berkembang serta menyebar ke seluruh dunia.

2 komentar:

Fitriani Razak mengatakan...

Hmmm Ilike Him... :)

animo mengatakan...

terimakasih ya...^^...