Minggu, 29 November 2009

Pilih Satu Saja




Perempuan muslimah ….




si mungil ….
Dari dua gambar di atas, manakah yang lebih menarik perhatian anda?
Jika anda belum mampu memilih, mari saya bantu dengan sebuah kata kunci “cantik”. Ya, mana yang menurut anda lebih cantik? Apakah bayi mungil nan lucu? Apakah wanita muslimah yang berjilbab?
Kurang adil memang, membandingkan dua hal yang berbeda karakter. Lebih adil jika kedua gambar sama-sama wanita dewasa atau bayi mungil sekalian. Tapi tak mengapa, bukan itu maksud saya sebenarnya. Jika dilihat lebih seksama, maka ada satu kesamaan diantara kedua gambar tersebut. Anda boleh tidak sepaham dengan saya, tapi menurut saya “KESUCIAN”.
Bayi tampak suci karena kejernihan hati dan tanpa dosa. Silahkan perhatikan semua bayi sepanjang yang pernah anda lihat dari berbagai belahan dunia manapun, mereka tampak suci dan menawan. Mungkin anda tidak membayangkan kelak ternyata si bayi akan tumbuh menjadi sosok yang buruk. Namun pastinya, manusia mungil ini akan selalu cantik entah seaneh apapun paras mereka. Kesucian dari dalam itu telah memancarkan cahaya kesucian.
Wanita muslimah nan solehah adalah dambaan dari setiap pria. Entah sebejat apapun seorang lelaki, dia pastilah mengharap ibu dari anak-anaknya adalah seorang wanita baik-baik. Tentu busana bisa menipu, namun bagaimanapun busana tetap bisa mencerminkan kepribadian. Wanita yang bisa menjaga diri dari pandangan nafsu dengan penampilan sopan dan tertutup adalah sosok idaman. Tak perlu cantik dan berwajah indo, pancaran keindahannya wanita berjilbab tetap menawan. Apalagi jika busana tersebut merupakan cerminan sesungguhnya dari kepribadian dan tingkah laku, sungguh tak ternilai dengan apapun jua.
Saya sepakat jika kecantikan itu masalah selera. Dan memang hal itu sudah semestinya. Kita akan sangat tersiksa jika kecantikan memiliki makna sama bagi setiap orang. Jika sudah begitu, bagaimana nasib kita yang bertampang pas-pasan? Tuhan memang memiliki cara yang tak diduga-duga untuk menjaga sunnah-Nya tetap lestari.
Manusia memang diciptakan untuk menyukai sifat-sifat keindahan. Sifat-sifat tersebut merupakan pancaran dari kasih sayang-Nya yang diberikan kepada manusia sebagai anugerah khusus bagi sang pemimpin di Bumi. Kesetiaan, kesucian, kebaikan, kejujuran, ketampanan adalah sebagian dari keindahan itu. Bahkan sekumpulan penjahatpun pasti menuntut kesetiaan para anggota terhadap sang pemimpin. Jika kesetiaan itu terpenuhi, maka sang pemimpin akan melindungi dan memberikan kebaikannya kepada para anggotanya. Bukankah seperti yang terjadi?
Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Hati dan paras pastilah berbeda, bahkan bagi sepasang saudara kembar sekalipun. Tentu hal itu ada maksudnya. Ikhtiar saya, agar masing-masing kita bisa berpijak pada diri sendiri dan membawa amanah ini sesuai dengan kemampuan dan kodrat.
Maka selayaknyalah kita menjaga keindahan yang telah dianugerahkan kepada kita. Kita jaga kesetiaan terhadap pasangan masing-masing, lumuri tangan dengan kebaikan dan selalu melangkah kepada kebenaran. Pakailah busana yang bukan mempertontonkan keindahan semata, namun juga melindungi keindahan itu karena itulah perhiasan yang kelak akan dipersembahkan khusus kepada yang berhak. Sebagai bentuk kesetiaan karena mengemban keindahan dan rasa syukur kepada yang di atas.

0 komentar:

Pilih Satu Saja




Perempuan muslimah ….




si mungil ….
Dari dua gambar di atas, manakah yang lebih menarik perhatian anda?
Jika anda belum mampu memilih, mari saya bantu dengan sebuah kata kunci “cantik”. Ya, mana yang menurut anda lebih cantik? Apakah bayi mungil nan lucu? Apakah wanita muslimah yang berjilbab?
Kurang adil memang, membandingkan dua hal yang berbeda karakter. Lebih adil jika kedua gambar sama-sama wanita dewasa atau bayi mungil sekalian. Tapi tak mengapa, bukan itu maksud saya sebenarnya. Jika dilihat lebih seksama, maka ada satu kesamaan diantara kedua gambar tersebut. Anda boleh tidak sepaham dengan saya, tapi menurut saya “KESUCIAN”.
Bayi tampak suci karena kejernihan hati dan tanpa dosa. Silahkan perhatikan semua bayi sepanjang yang pernah anda lihat dari berbagai belahan dunia manapun, mereka tampak suci dan menawan. Mungkin anda tidak membayangkan kelak ternyata si bayi akan tumbuh menjadi sosok yang buruk. Namun pastinya, manusia mungil ini akan selalu cantik entah seaneh apapun paras mereka. Kesucian dari dalam itu telah memancarkan cahaya kesucian.
Wanita muslimah nan solehah adalah dambaan dari setiap pria. Entah sebejat apapun seorang lelaki, dia pastilah mengharap ibu dari anak-anaknya adalah seorang wanita baik-baik. Tentu busana bisa menipu, namun bagaimanapun busana tetap bisa mencerminkan kepribadian. Wanita yang bisa menjaga diri dari pandangan nafsu dengan penampilan sopan dan tertutup adalah sosok idaman. Tak perlu cantik dan berwajah indo, pancaran keindahannya wanita berjilbab tetap menawan. Apalagi jika busana tersebut merupakan cerminan sesungguhnya dari kepribadian dan tingkah laku, sungguh tak ternilai dengan apapun jua.
Saya sepakat jika kecantikan itu masalah selera. Dan memang hal itu sudah semestinya. Kita akan sangat tersiksa jika kecantikan memiliki makna sama bagi setiap orang. Jika sudah begitu, bagaimana nasib kita yang bertampang pas-pasan? Tuhan memang memiliki cara yang tak diduga-duga untuk menjaga sunnah-Nya tetap lestari.
Manusia memang diciptakan untuk menyukai sifat-sifat keindahan. Sifat-sifat tersebut merupakan pancaran dari kasih sayang-Nya yang diberikan kepada manusia sebagai anugerah khusus bagi sang pemimpin di Bumi. Kesetiaan, kesucian, kebaikan, kejujuran, ketampanan adalah sebagian dari keindahan itu. Bahkan sekumpulan penjahatpun pasti menuntut kesetiaan para anggota terhadap sang pemimpin. Jika kesetiaan itu terpenuhi, maka sang pemimpin akan melindungi dan memberikan kebaikannya kepada para anggotanya. Bukankah seperti yang terjadi?
Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Hati dan paras pastilah berbeda, bahkan bagi sepasang saudara kembar sekalipun. Tentu hal itu ada maksudnya. Ikhtiar saya, agar masing-masing kita bisa berpijak pada diri sendiri dan membawa amanah ini sesuai dengan kemampuan dan kodrat.
Maka selayaknyalah kita menjaga keindahan yang telah dianugerahkan kepada kita. Kita jaga kesetiaan terhadap pasangan masing-masing, lumuri tangan dengan kebaikan dan selalu melangkah kepada kebenaran. Pakailah busana yang bukan mempertontonkan keindahan semata, namun juga melindungi keindahan itu karena itulah perhiasan yang kelak akan dipersembahkan khusus kepada yang berhak. Sebagai bentuk kesetiaan karena mengemban keindahan dan rasa syukur kepada yang di atas.

0 komentar: