Dalam perkembangan sejarah fisika, ada sebuah cerita terkenal tentang jatuhnya sebuah apel yang telah memberikan inspirasi bagi seorang ilmuwan. Kita mengenal ilmuwan tersebut dengan nama Newton. Kejadian itu ternyata begitu berkesan baginya karena telah membangkitkan gagasan temuan yang luar biasa dalam perkembangan fisika modern. Terlepas kejadian itu hanya mitos atau bukan, tapi nampaknya peristiwa kecil itu begitu melekat pada kehidupan Newton.
Dalam perkembangan ilmu fisika, sejarah mencatat kehadiran seorang ilmuwan besar Inggris bernama Sir Isaac Newton. Beliau adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan kimia kelahiran Inggris yang memiliki pengaruh luar biasa dalam perkembangan fisika modern. Ilmuwan pertama yang mendapat gelar Sir di depan namanya dari kerajaan Inggris. Michael H. Hart dalam bukunya “100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah” (1978) menempatkannya di urutan nomor dua setelah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai tokoh yang karya dan kehidupannya memiliki pengaruh besar bagi kehidupan umat manusia.
Beberapa orang mengganggap bahwa Newton adalah ilmuwan modern pertama. Julukan itu tak lepas dari ciri khas yang biasa dilakukan oleh Newton dalam memecahkan persoalan fisika. Ia tidak puas hanya dengan melakukan suatu pengamatan fisika saja. Namun selanjutnya dia selalu menerjemahkan apa yang ditelitinya ke dalam bahasa matematika. Dari situ dia merumuskan suatu teori fisika. Apa yang selalu Newton lakukan memang berbeda dengan kebanyakan ilmuwan pada saat itu. Dan sebagaimana kita ketahui bersama, prosedur seperti itulah dilakukan ilmuwan saat ini. Persis sebagaimana yang telah Newton lakukan lebih dari tiga abad lalu.
Newton lahir pada 4 Januari 1643, di Woolsthorpe, Lincolnshire, Inggris, secara prematur. Proses kelahirannya perlu mendapat bantuan dokter karena dilahirkan sebelum waktunya. Ayahnya, Isaac, seorang petani yang cukup berada, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dan Hannah Ayscough Newton, ibunya, mendapat warisan berupa rumah dan tanah.
Saat berusia tiga tahun, ibunya menikah lagi dengan seorang duda kaya, kepala sekolah di desa South Witham, bernama Barnabas Smith. Keputusan itu telah menyakiti hati Newton, karena harus berpisah dengan ibunya di saat dirinya membutuhkan kasih sayang. Untuk selanjutnya, Newton tinggal bersama kakek dan neneknya.
Ayah tirinya meninggal pada saat Newton berusia sepuluh tahun. Sepeninggalan ayahnya itu, ibunya, Hannah, kembali ke Woolsthorpe bersama Newton. Selanjutnya, dua tahun kemudian, Isaac melanjutkan pendidikan di Grantham dan tinggal bersama pamannya.
Kepribadian Newton agak berbeda dengan kebanyakan anak seusianya. Newton adalah anak yang pendiam, bahkan cenderung pemurung, keras kepala, dan lebih suka menyendiri. Dengan kepribadiannya itu, Newton tidak memiliki banyak teman. Kehidupan cintanya tidak begitu beruntung, bahkan hingga akhir hayatnya, dia tidak pernah menikah. Anne Storer, kekasihnya, pada akhirnya menikah dengan orang lain, setelah Newton mulai menfokuskan diri pada pelajaran. Sifat keras kepalanya sangat terlihat jelas, ketika perseteruannya dengan sesema ilmuwan, Robert Hooke.
Banyak terobosan menakjubkan yang Newton lakukan, terutama dalam bidang matematika dan fisika. Newton menyebut tahun 1666 sebagai tahun yang penuh keajaiban. Karena di tahun itulah dia banyak menemukan jawaban yang selama bertahun-tahun selalu dihindari oleh banyak pakar matematika. Newton bersama Gottfried Leibniz mengembangkan teori kalkulus. Karya Newton dalam matematika lainnya berupa teorema binomial. Pada saat itu Newton masih tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Cambrigde.
Karya matematika Newton terpengaruh oleh filsuf dan matematikawan Prancis, Rene Descartes dan filsuf Inggris Henry More. Mereka adalah dua tokoh gerakan New Science, yaitu sebuah gerakan yang kalangan pemikir yang berusaha mendobrak dinding batas antara sains modern dan matematika. Gerakan ini memiliki pengaruh yang kuat di seluruh Eropa.
Dalam bidang fisika, barangkali temuan Newton yang paling besar, adalah hukum-hukum tentang gerak yang menerangkan bagaimana gaya bekerja pada benda, saat bergerak maupun diam. Gaya yang dimaksud adalah gaya gravitasi. Gaya ini terutama untuk menjelaskan perjalanan planet-planet mengitari matahari. Dengan teori ini, Newton juga menjawab suatu persoalan, mengapa manusia bisa berpijak di bumi dan tidak mengapung di luar angkasa. Newton adalah orang pertama yang merumuskan teori gerak dan gravitasi yang menyebabkan suatu benda akan tertarik ke bawah. Inspirasi teorinya itu muncul tatkala secara tidak sengaja mengamati buah apel yang jatuh ke tanah pada saat dia sedang duduk beristirahat di taman menjadi sebuah cerita tersendiri.
Teori gerak yang dirumuskan Newton memiliki peran penting dalam merumuskan gerak melingkar dari hukum Kepler. Newton juga membuktikan bahwa gerak melingkar juga bisa memiliki lintasan yang tidak selalu berbentuk lingkaran sempurna, misalnya elips, hiperbola dan parabola.
Kemunculan teori gravitasi pada awalnya tidak mendapat perhatian banyak. Gagasan tentang adanya sebuah benda dapat mempengaruhi benda lain meskipun keduanya tidak terhubung dengan kawat maupun tali, pada awalnya dianggap tidak lumrah. Gagasan inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya teori gravitasi. Karya Newton yang membahas tentang kelembaman, gravitasi, gaya sentrifugal, serta hubungan diantara kedua, termuat dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687), atau biasa di singkat Principia.
Karya Newton lainnya dalam bidang fisika adalah Optika. Ilmu fisika yang membicarakan tentang cahaya. Teorinya tentang cahaya itu telah membantu para ilmuwan dan perekayasa dalam merancang televise, laser, teleskop, mikroskop, kacamata dan kamera yang bekerja dengan lebih baik. Kedekatan Newton dengan teori cahaya, bermula setelah ia membeli sebuah prisma, ketika bersama temannya, John Wiskins, berjalan-jalan di sebuah pekan raya. Selanjutnya Newton terus berkutat tentang pembiasan cahaya matahari yang melalui prisma dan berkas cahaya diuraikan menjadi warna pelangi.
Karya-karyanya Newton yang lain adalah: Method of Fluxion (1671), De Motu Corporum (1684), Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687), Opticks (1704), Report as Master of the Mint (1701-1725), Arithmetica Universalis (1707), dan An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture (1754).
Sepak terjang Newton sebagai ilmuwan handal mulai terlihat sejak ia menjadi anggota Fellow of Trinity College, sebuah kelompok ilmuwan terkemuka di Universitas Cambridge, tempat Newton belajar. Keikutsertaannya itu merupakan sebuah pengakuan bahwa Newton termasuk ilmuwan berprestasi. Pada saat itu Newton masih berusia dua puluh lima tahun. Ini semua tidak terlepas karena persahabatannya dengan Isaac Barrow, seorang dosen matematika di Trinity College. Dan atas rekomendasi Barrow juga, Newton diangkat sebagai dosen matematika untuk menggantikannya.
Berkat teleskop refleksi ciptaan Newton yang cukup menggemparkan kalangan cendekiawan, tahun 1672, Newton mendapat kehormatan untuk bergabung dengan perhimpunan terpandang di Inggris, Royal Society. Perhimpunan ini lahir pada tahun 1660 dengan mendapat dukungan dari Raja Charles II. Anggota-anggotanya adalah orang-orang penting dan terkenal, seperti pakar kimia, Robert Boyle dan Christopher Wren, seorang ilmuwan sekaligus arsitek Gereja Katredal St. Paulus di London.
Di perhimpunan inilah Newton bertemu dengan Robert Hooke, yang dalam sejarah tercatat adanya persaingan dan pertentangan abadi antara Newton dan Hooke. Sebenarnya Newton pernah mendalami alchemy atau ilmu kimia. Namun Newton bisa dikatakan tidak menemukan terobosan apapun, apalagi di saat dia sedang tekun mempelajari alchemi, ibunya sedang sakit keras yang akhirnya meninggal dunia.
Tahun 1696 Newton mendapat tawaran untuk menduduki jabatan sebagai Inspektur di Percetakan Uang Kerajaan. Pada saat itu Newton menghadapi tugas yang berat, karena Kementrian Keuangan baru saja mengganti mata uang Inggris dalam rangka perbaikan ekonomi akibat perang saudara. Karena prestasi yang bagus, maka tahun 1699, Newton naik pangkat menjadi Direktur Percetakan Uang Kerajaan. Kesibukannya itu telah menjauhkan Newton dari kegiatan ilmiah akademiknya.
Saat usia enam puluh tahun, pada tahun 1703, Newton diangkat sebagai ketua perhimpunan Royal Seciety. Dengan kemepimpinan Newton tersebut, Royal Seciety semakin disegani dan memiliki banyak anggota. Pada saat itulah Newton berhasil dibujuk menerbitkan karya tulisnya tentang Optika. Newton memang sangat hati-hati dalam menerbitkan kary tulisnya. Alasan yang selalu dia kemukakan adalah karena Newton selalu merasa belum siap untuk menerbitkan karyanya tersebut. Sebelumnya karya Newton pertama tentang Principia, juga terbit atas desakan temannya Edmund Halley. Mungkin jika tanpa ada desakan dari Edmund Halley, entah kapan Newton bersedia menerbitkan karyanya?
Newton meninggal pada tanggal 20 Maret 1727, dalam usia delapan puluh empat tahun, setelah menderita sakit dan berbaring di tempat tidur selama beberapa bulan. Jenazahnya dikuburkan di pemakaman raja-raja, ratu-ratu, dan bangsawan tinggi Inggris di Westminster Abbey London, pada 4 April.
Begitu terhormatnya hingga dibutuhkan waktu selama seminggu sebelum memakamkan jenazahnya. Prosesi pemakaman diberlakukan sebagaimana keluarga kerajaan, dimana peti jenazah Newton dikawal oleh dua orang duke, tiga orang earl, dan oleh Lord Chancellor (penasehat ratu)
1 komentar:
terima kasih ceritanya..kebetulan saya lg nyari keahliannya sir newton, ternyata banyak banget masternya..udah fisikawan, matematikawan pula :(
Posting Komentar